Jenazah Dimas Dikita Handoko dikebumikan beberapa saat setelah tiba di rumah duka, Sabtu (26/4/2014) malam. Pemakaman tersebut dihadiri ratusan pelayat.
Pemakaman berlangsung di pekuburan muslim di Jalan Taman Makam Pahlawan, Belawan, Medan. Lokasi pemakaman itu berjarak sekitar satu kilometer dari rumah duka.
Dalam suasana malam, pemakaman berlangsung dalam suasana duka mendalam. Linangan air mata keluarga dan kerabat mewarnai pemakaman.
Jenazah Dimas Dikita Handoko tiba di rumah duka Jalan Selebes, Gg. 9, Belawan, sekitar pukul 19.50 WIB. Kedatangan jenazah disambut takbir. [Foto: detik]
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," pekik ratusan pelayat saat mengiring peti mati jenazah ke dalam rumah duka.
Dimas meninggal dunia akibat dianiaya para seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Jumat (25/4). Setelah diautopsi, jenazahnya dibawa ke rumah duka.
Orang tua korban, Bernard Hutabarat, masih shok mengetahui kehilangan anaknya saat menuntut ilmu, jauh dari pantauannya. Karena itu, dia meminta program pembinaan dengan tindak kekerasan dihentikan.
Kasus penganiayaan yang menewaskan putrnya dan melukai enam orang taruna lainnya, tidak boleh terulang.
"Jangan ada lagi kasus kekerasan. Hendaknya yang seperti ini ditinggalkan," kata Hutabarat kepada wartawan di rumah duka, tadi malam.
Menurut Hutabarat, tindak kekerasan dari senior kepada juniornya tidak bermanfaat. Pendidikan jangan lagi diwarnai dengan kasus-kasus yang tidak mengenakkan, seperti halnya penganiayaan di STIP. [ded|dtc]
KOMENTAR ANDA